Cerita tentang membandingkan hidup

Si A berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 25 menit, sedangkan si B berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 35 menit.

Siapakah yang lebih kuat?

Jawaban kita tentulah pada si A bukan?

Namun tunggu dulu....

Ternyata setelah di telusuri si A yg berlari menempuh 5 km dalam waktu 25 menit itu ia berlari di atas tredmill di dalam ruangan yang nyaman, sedangkan si B yg berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 35 menit itu ia berlari di atas bebatuan di jalanan yang rusak.

Sekarang siapa yang lebih kuat?

Jawaban kita sekarang pasti beralih ke si B bukan?

Baik kita simpan jawabannya di atas. 

Namun tunggu dulu jangan terlalu yakin...

Sebab ternyata masih ada informasi bahwa si A yg berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 25 menit usianya adalah 60 tahun, sedangkan si B yg berlari menempuh 5 km dalam waktu 25 menit ternyata usianya adalah 30 tahun.

Siapa sekarang yang lebih kuat?

Jawaban kita pasti beralih ke si A bukan?

Tapi sebentar...

Sebab masih ada informasi lagi bahwa si A yg berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 25 menit itu bobot tubuhnya 100 kg, sedangkan si B yg berlari menempuh jarak 5 km dalam waktu 35 menit itu bobot tubuhnya 60 kg.

Siapa yang lebih kuat ?

Lagi-lagi tentunya poin untuk si A bukan ? Dan kita semakin yakin...

Sekarang kita paham...

Demikianlah dalam menilai kehidupan kita dan orang lain. 

Ternyata semakin baik kita mengetahui keadaan kita, maka semakin banyak pula kelebihan-kelebihan yg kita temui dalam diri kita. 

Sebab itu merupakan sebuah kebodohan bila kita membanding-bandingkan diri kita dengan kehidupan orang lain hanya berdasarkan apa yg kita lihat saja.

Kita bandingkan hidup kita kala sulit dengan kehidupan orang lain yang tampak mudah.

Kita bandingkan hidup kita kala susah dengan kehidupan orang lain yang tampak bahagia.

Kita bandingkan hidup kita kala kekurangan dengan kehidupan orang lain yang tampak kecukupan.

Padahal kita tidak tahu persis bagaimana sesungguhnya keadaan orang lain yg kita anggap lebih mudah, bahagia dan kecukupan lebih daripada kita. 

Bisa saja keadaan kita jauh lebih baik darinya, karena rezeki itu tidak selalu berbentuk materi atau harta, tapi kesehatan, anak sholeh, kemudahan dalam melakukan ketaatan, rumah tangga yg harmonis juga merupakan rezeki.

Maka sekarang mulailah mengenali diri kita sendiri. 

Sebab bisa jadi orang lain yg hidupnya berlimpahan harta itu namun Allah tidak memberikan berupa rezeki kesehatan, anak sholeh atau rumah tangga yg harmonis.

Dan sebaliknya kita yg tdk memiliki banyak harta namun Allah berikan rezeki kesehatan, anak sholeh, mudah melakukan ketaatan, rumah tangga harmonis.

Karena itu kita tidak perlu sibuk membandingkan diri kita dengan kelebihan dan kenikmatan orang lain.

Sebab kita tidak tau apa yg Allah akan ambil darinya.

Dan kita juga tidak perlu bersedih atas cobaan yg kita terima, sebab kita juga tidak tahu apa yg akan Allah berikan setelahnya kepada kita.

✍ Habibie Quotes
.

0 comments