LARANGAN MEMANDANG RENDAH SUATU KEBAIKAN

*LARANGAN MEMANDANG RENDAH SUATU KEBAIKAN*


Dari Abu Dzarr radhiallahu ‘anhu ia berkata, Rasūlullāh ﷺ bersabda,
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, meskipun kau bertemu dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri.”
(HR. Imām Muslim)

Pembaca yang dirahmati oleh Allāh
hadits ini menjelaskan kepada kita bahwasanya syari’at memotivasi kita untuk berbuat kebaikan apapun dalam bentuk apa pun. Seluruh yang namanya kebaikan hendaknya kita lakukan karena sabda Nabi ﷺ,
tersenyum ketika bertemu saudara merupakan kebaikan. Kebaikan akan dibalas oleh Allah dengan kebaikan pula, meskipun kita menganggap kebaikan kebaikan itu sangat kecil. Bahkan meskipun kadangkala kebaikan itu ia tidak lagi dianggap sebagai suatu kebaikan karena sudah menjadi kebiasaan, seperti tersenyum ketika bertemu saudara ini.

Allāh berfirman,

(Artinya) “Barangsiapa yang melakukan kebaikan sebesar dzarrah, maka dia akan melihat.”
(QS. Al-Zalzalah: 7)

Oleh karenanya Rasūlullāh ﷺ melarang kita untuk meremehkan kebaikan apapun. Ingatlah, Allāh Maha Tahu.

Allāh berfirman,

(Artinya) “Kebaikan apapun yang kalian lakukan maka Allāh Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 215)

Meskipun orang lain tidak menyadari betul bahwa kita tersenyum kepadanya, atau ia tidak peduli dengan senyuman itu, bahkan kita sendiri mungkin melupakannya, tetapi Allāh tidak lupa.

Allāh mengatakan,

(Artinya) “Sesungguhnya Allah mengetahuinya”

Allāh mengetahui senyumanmu tersebut, Allāh mengetahui kebaikanmu tersebut, dan Dia akan membalasnya.
Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha melakukan kebaikan apapun bentuknya dan seberapa pun kecilnya. Meskipun orang lain melupakan kebaikan kita atau bahkan kita sendiri melupakan kebaikan kita, tetapi Allāh tidak akan lupa dan Allāh akan memberikan ganjaran di akhirat kelak.

Biasakan memasang mimik wajah berseri-seri ketika bertemu dengan saudara. Jangan memasang mimik wajah yang muram, kusam, dan garang.

Terkadang setan datang menggambarkan kepada kita kalau kita tersenyum kepada orang lain seakan-akan kita rendah. Karenanya kita lebih senang memasang mimik wajah yang masam, dingin, atau bahkan terkesan galak agar tampak seakan-akan kita orang yang berwibawa.

Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA حفظه الله
┈••✾•◆❀◆•✾••┈•┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈

0 comments